Secara
umum, litologi yang menyusun Gunung api Merbabu dapat dikelompokkan ke dalam
dua group, yaitu kelompok basalt dan kelompok andesit. Kelompok basalt utamanya
tersingkap di bagian selatan dan barat tubuh gunung api; sedangkan kelompok
andesit menyusun tubuh gunung api bagian
utara. Kelompok basalt diendapkan
dengan mekanisme mengalir (lava) sedangkan kelompok andesit dijumpai dalam
bentuk lava dan dalam bentuk intrusi.
Setelah pembentukan kawah bagian barat laut,
dilanjutkan dengan pembentukan kawah berarah utara-timurlaut. Pembentukan kawah
tersebut juga disertai dengan pembentukan rekahan berarah tenggara-baratlaut.
Celah tersebut selanjutnya dilalui oleh magma membentuk intrusi retas andesit
hornblenda. Lava andesit piroksen dan lava andesit hornblenda secara
berselingan menandai aktivitas Gunung api Merbabu pada tahap akhir ini. Selain
menghasilkan lava andesit, pada beberapa periode juga berlangsung erupsi-erupsi
eksplosif yang ditandai dengan tersingkapnya breksi andesit dan breksi pumis
warna kuning dan tuf. Aktivitas intrusif dan ekstrusif berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, sehingga membentuk alterasi argilik pada bagian puncak gunung
api.
Didasarkan pada data vulkanostratigrafi dapat
diketahui bahwa aktivitas Gunung api Merbabu dimulai dengan pembentukan kawah
pada sisi selatan menghasilkan sedikitnya delapan (8) runtunan lava basalt olivin.
Pengendapan basalt olivin tersebut menjangkau hingga sisi barat dan timur
gunung api. Pengendapan lava tersebut diduga melalui kawah berbentuk lembah
tapal kuda yang menghadap ke arah selatan. Didasarkan pada pengamatan
geomorfologi puncak gunung api, bagian tengah kawah ini masih memperlihatkan
suatu tinggian melingkar, yang diinterpretasi sebagai sisa tubuh kubah lavanya.
Aktivitas gunung api dilanjutkan dengan pembentukan kawah baru yang mengarah ke
barat-baratlaut. Materialnya tersusun atas lava basalt piroksen yang menumpang
di atas lava basalt olivin. Pada awal periode ini aktivitas Merbabu masih
menghasilkan lava basalt olivin, tahap berikutnya adalah perselingan antara
aktivitas efusif dan eksplosif. Pada fasies medial atas-proksimal menghasilkan
perselingan breksi basalt dan lava basalt, sedangkan pada fasies proksimal
didominasi oleh aliran lava basalt. Beberapa lapisan lava basalt di wilayah ini
juga diketahui berselingan dengan breksi pumis berwarna kuning-orange, yang
diinterpretasi berasal dari aktivitas Gunung Merbabu.
Didasarkan pada pengamatan mikroskopis, diketahui
bahwa basalt olivin yang dihasilkan pada periode awal aktivitas Gunung api
Merbabu tersusun atas labradorit, olivin dan aegirin. Bentuk kristal umumnya
anhedral dengan tekstur porfiritik kasar. Meskipun kandungan gelasnya sangat
tinggi, banyak mineral (olivin dan aegirin) dijumpai dalam ukuran yang sangat
besar. Beberapa bahkan mencapai diameter 0,5 cm yang dapat diamati secara
megaskopis. Hal itu dapat diinterpretasi bahwa, magma asalnya memang Ca-alkalin,
namun proses pembekuannya sudah dimulai sejak perjalanan awalnya. Kandungan
olivin yang berdiameter besar tidak akan dapat dipenuhi hanya dari komposisi
magma Ca-alkalin saja, sehingga diduga magma awal Ca-alkalin Merbabu ini telah
mengalami percampuran dengan magma asal mantel. Keberadaan aegirin
(piroksen-Ca) menandai bahwa magmanya bersifat Ca-alkalin,s edangkan keberadaan
olivin menandai bahwa magmanya juga ada yang berasal dari mantel. Bentuk
kristal umumnya anhedral, biasanya juga tumbuh bersama dengan mineral lain. Hal
itu dapat diinterpretasi, meskipun kristalisasi telah berlangsung sejak dalam
dapur magma, namun pembekuannya di permukaan sangat cepat, dengan tipe magma
transisional Ca-alkalin-tholeiitik.
Hasil analisis mikroskopis basalt piroksen menjumpai
komposisi mineral piroksen adalah diopsid dan augit, yang merupakan bagian dari
kelompok piroksen klino. Mineral plagioklasnya adalah masih labradorit dengan
bentuk kristal subhedral sampai anhedral. Beberapa diopsid adalah subhedral dan
beberapa augit adalah anhedral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar